IVANNA

IVANNA

Setelah kematian bapak dan ibunya, AMBAR membawa adik satusatunya, DIKA, ke sebuah panti jompo milik sahabat mendiang orang tua mereka. Karena sebuah penyakit dan pengobatan yang tidak dilanjutkan, Ambar kini juga harus menjalani hidup sebagai seorang tuna netra, namun penglihatannya memang tidak seratus persen hilang, dia masih bisa melihat samar-samar.

Panti jompo itu sudah berdiri cukup lama, dan dikelola oleh WATI, sahabat baik orangtua Ambar. Setelah mendengar bahwa Ambar dan Dika menjadi yatim piatu, Wati merasa punya tanggung jawab untuk menampung mereka. Wati tinggal di panti itu bersama anaknya yang seumuran Ambar, AGUS namanya. Agus langsung menyambut senang kedatangan Ambar, apalagi tepat saat itu menjelang hari lebaran, para penghuni panti banyak yang mudik, termasuk Wati akan meninggalkan sebentar panti untuk mudik tapi Agus tetap harus tinggal untuk menjaga panti.

Ketika Ambar dan Dika datang, di Panti Jompo itu hanya tersisa beberapa penghuni, 3 orang lansia, NENEK ANI, KAKEK FARID, OMA IDA, serta seorang perawat yang juga merupakan kekasihnya Agus, RINA. Dan kemudian cucu kesayangan Oma Ida datang untuk ikut lebaran, ARTHUR. Bagi Ambar, keberadaan dia di panti jompo itu dan berkenalan dengan para penghuninya, bisa menjadi harapan bagi kehidupan Ambar dan Dika yang baru.

Awalnya semua terasa baik-baik saja, Dika, Ambar, dan Arthur menemukan sebuah ruang bawah tanah di Paviliun belakang, dari ruangan itu mereka membawa sebuah peti besar yang berisi barangbarang antik. Ada sebuah piringan hitam, yang kemudian berisi sebuah lagu anak berbahasa Belanda yang terdengar menyeramkan.

Malam pertama mereka di Panti Jompo, Ambar mengalami pengalaman “melihat” yang aneh. Pengalaman ini sering terjadi sejak matanya rusak, Ambar menjadi sensitif atas hal-hal ghaib, tapi kali ini penglihatannya terasa berbeda, dia seperti bisa melihat sesuatu yang bukan hanya tak nyata tapi juga terjadi di masa lalu. Malam itu, Ambar seperti melihat sesuatu yang terjadi di panti jompo itu, tapi puluhan tahun yang lalu. Lebih spesifiknya, ada sesosok perempuan Belanda yang dia lihat.

Pagi itu jadi lebaran yang paling menyedihkan dan juga mencekam bagi semuanya. 


Leave a Reply